Minggu, 03 April 2016

Ketika Regenerasi Tak Lagi Ada..

Pada dasarnya setiap sebuah kelompok, apakah dia  hewan ataupun tumbuhan sejatinya membutuhkan tongkat estafet untuk mempertahankan generasinya. Apalagi kelompok manusia, bahkan Rasulullah SAW sangat membanggakan umatnya yang  memliki banyak generasi. Adapun tujuan dari setiap kelompok memerlukan hal itu tidak lain untuk bisa membuatnya menjadi besar dan berpengaruh dalam sebuah kelompok yang lebih besar dan terdapat berbagai macam kelompok lain. Disanalah setiap kelompok saling berkompetisi dalam berebut pengaruh agar kelompok nya merasa aman dan terhindar dari setiap makar yang ingin melenyapkan keberadaannya atau dengan kata lain untuk mempertahankan eksistensi dan hidupnya.

Untuk mendukung tujuan pentingnya eksistensi sebuah kelompok diperlukan bukan hanya mengandalkan berapa banyaknya generasi namun sebuah terobosan dan strategi yang efektif dan efesien dengan mengandalkan segala fasilitas yang sudah Allah SWT anugerahkan kepada setiap kelompok. Allah SWT Maha Mengetahui akan segala sesuatu yang Dia Ciptakan, begitu juga tentang kelemahannya, karena semua yang Allah SWT ciptakan memiliki kelemahan namun, Dia selalu memberikan Rahmat agar setiap yang Dia ciptakan bisa bertahan dan berkompetisi tanpa harus berpangku tangan, berputus asa bahkan menyalahkan Penciptanya dikarenakan kelemahan yang dimiliki. Itulah kenapa setiap individu seharusnya bisa menjalani kehidupannya tanpa beban karena semua sudah diberikan. Bagaimana cicak bisa makan tanpa harus ikutan terbang bersama mangsanya, begitupula manusia bisa terbang tanpa harus memiliki sayap.

Berbicara tentang generasi itu penting karena setiap individu memiliki masanya, dan setiap masa cepat atau lambat akan berakhir sebagaimana sudah menjadi kebiasaan setiap kelompok pasti akan melakukan regenerasi, hanya saja cara nya yang berbeda-beda. Hanya sebuah kelompok yang tidak mau berpikir yang enggan memikirkan generasinya dan pada akhirnya kelompoknya menjadi minoritas, dan sudah menjadi kebiasaan bahwa minoritas itu selalu dirugikan dan jika tidak mampu bertahan maka eksistensinya terancam punah.
 
Ketika sebuah kelompok itu memiliki kebaikan dan mempu mempengaruhi kelompok yang lain maka begitu indah sebuah populasi yang ada. Namun untuk bisa mempengaruhi kelompok lain diperlukan eksistensi dan kekuatan agar bisa mempengaruhi. Jika generasi tak ada lagi maka bisa dipastikan pengaruh kebaikan oleh suatu kelompok yang sudah eksis akan terancam punah seiring berjalannya waktu. Dan hasilnya tidak ada lagi kelompok yang mempengaruhi kelompok lain dalam hal kebaikan jika kelompok tersebut tidak memikirkan regenerasi.
Lalu bagaimana dengan dakwah ini….???

Sayang sekali individu-individu yang besar dalam Rahim dakwah, dibesarkan dalam lingkaran dakwah sebagian besar hanya memikirkan bagaimana mereka bisa besar dan mampu berdiri sendiri. Mereka hanya menjadi pengguna fasilitas dakwah tanpa mau berpikir bahwa individu yang menggerakan roda dakwah pada masanya akan berakhir, lalu siapa lagi yang akan menggerakkannya….? Banyak dikalangan penumpang kereta dakwah hanya sibuk memandangi pemandangan perjalanan dakwah dan bercerita tentang indahnya perjalanannya ini.

Jika terjadi kendala dalam kereta dakwah mereka sibuk mencari apa yang sudah dilakukan oleh penggerak dakwah sehingga mereka menyimpang dari jalur yang sebenarnya atau berjalan melambat apalagi berhenti. Padahal bisa saja sudah masanya mereka yang menggerakkan harus digantikan dengan yang memiliki energi lebih banyak. Kebanyakan dari mereka tiarap disaat regenerasi walaupun mereka tahu kereta yang mereka tumpangi melambat.

Berbicara sebuah generasi dakwah, tidak lah mudah karena pada dasarnya mereka paham akan tanggung jawab yang dibebankan. Tidak semudah regenerasi pada kelompok lain yang begitu mudah, kenapa kelompok ini begitu sulit, padahal semua tahu jika tak ada lagi generasi, kelompok ini menjadi minoritas dan jika tak mampu bertahan akan musnah eksistensinya. Lalu bagaimana dengan generasi muda atau anak cucu kita nantinya, tidak ada lagi kelompok yang dengan suka rela meluangkan waktunya, mengorbankan tenaganya, membagi jatah pengeluaran dananya, bahkan menduakan perhatian keluarganya hanya sekedar untuk berbagi pengalaman dengan yang lain, menjaga dan mengingatkan dari sebuah keburukan, serta bersama menapaki jalan yang sebenarnya.

Banyak yang merasakan menjadi bagian tongkat estafet dakwah ini sangat sulit, beban  yang dipikulnya begitu besar, pengorbanan yang diperlukan sangat banyak, serta kesabaran yang hampir membuat putus asa. Hanya berbekal sebuah keyakinan yang kuat akan janji Allah SWT rasanya sangat sulit, untuk menjadi salah satu generasi dakwah ini, mungkin semuanya bersifat Ghaib, tidak nyata, tak bisa dilihat, bahkan tak bisa secara langsung dinikmati, mungkin itu yang membuat regenerasi dakwah ini menjadi lambat. Kurangnya keyakinan akan datangnya pertolongan dan keberkahan yang melimpah. Ibarat sebuah permainan habiskan semua modal demi satu peluang. Dan hasilnya tak ada yang mau mengambil resiko yang akan didapatkan jika peluang itu tidak berpihak kepadanya.

Para generasi dakwah adalah kelompok individu yang spesial yang dengannya masa depan bahkan peradaban budaya menjadi sebuah harapan pasti, dengannya perubahan menjadi semakin nyata, tak perlu diperdebatkan karena jika hanya sekedar menyuruh dan berkata adalah perkara mudah, berkecimpung didalamnyalah suatu perkara yang dihormati dan dihargai. Dengannya sebuah secercah sinar menyinari cuaca yang mendung dan gelap. Tanpa regenerasi dakwah akan hambar tak ada yang spesial, monoton, bahkan cendrung tak berkembang dan akhirnya dakwah itu menjadi kecil dan semakin kecil lalu menjadi redup dan musnah eksistensinya. SELAMA REGENERASI DAKWAH BERJALAN HARAPAN ITU AKAN SELALU ADA…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar