Minggu, 03 April 2016

Diskriminasi yang tak akan pernah mati

Segalanya mempunyai hak dan setiap hak berhak untuk diberikan, dalam konteks tulisan ini lebih ke dalam interaksi antar manusia. Maka hak setiap individu berhak untuk diberikan, inilah yang menjadi dasar berdirinya sebuah lembaga HAM yang berfungsi untuk mengawal dalam pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan wilayahnya bahkan dunia pun mempunyai lembaga HAM tersendiri.

Pentingnya HAM dalam diri manusia inilah yang menjadikan dasar terciptanya ungkapan diskriminasi, yang paling mencolok dalam konteks diskriminasi adalah SARA. Banyak orang memanfaatkan HAM ini untuk memperoleh sesuatu yang diinginkan tetapi keinginan tersebut justtu mengalami pertentangan dengan yang lainnya. Oleh karena itu perlu diperhatikan dengan seksama apa yang dikatakan diskriminasi, jangan sampai karena khawatir dikatakan pihak yang mendukung diskriminasi justru membuat lupa akan akar masalah yang terjadi.

Perlu diingat setiap manusia mempunyai hak yang sama, inilah yang perlu di telaah lebih dalam. Apakah mengusik hak dari orang lain atau memang benar-benar memperlakukan diskriminasi dengan sengaja. Alangkah lebih bijak menganalisa terlebih dahulu setiap apa yang dikatakan diskriminasi. Jika setiap insan memaksa hak asasinya terpenuhi tetapi mengabaikan hak orang lain inilah yang salah. Tidak ada bedanya dengan sekelompok hewan yang tinggal disebuah hutan. setiap yang kuat selalu memaksakan hak nya. mengenai tempat tinggal. memangsa sesamanya, sampai perebutan reproduksi dan kekuasaan wilayah demi kelangsungan hidup kelompoknya tanpa memperhatikan hak yang sama dengan kelompok hewan yang lainnya.

Manusia memang lebih sempurna dari hewan, namun perlu diingat, manusia mempunyai akal pikiran dan hati nurani, inilah yang membuat manusia dikatakan sempurna, jika tidak digunakan dengan baik dan bijaksana tentunya akan lebih buruk dari hewan. Dikarenakan demikian menelaah akar masalah diskriminasi inilah yang menjadi fokus perhatian lebih dari pegiat dan pemerhati hak asasi manusia.

Dalam konteks kehidupan, kompetisi adalah sesuatu yang mustahil untuk dihindari dan tentunya jika semua sepakat dengan kompetisi merupakan komponen kehidupan maka diskriminasi akan selalu ada dan tetap ada, Maka perlu adanya sebuah kelapangan bagi semua yang memiliki hak untuk bersama berbagi bahkan merelakan dengan yang lainnya. Namun tugas dan tanggung jawab merupakan komponen yang tak kalah pentingnya dalam kehidupan. inilah yang seharusnya dijadikan tolak ukur Tugas dan tanggung jawab selalu linear dengan ilmu dan pengalaman. tidak bisa disamakan yang berilmu dengan yang menuntut ilmu. Bagi yang memiliki kekurangan apapun itu berusahalah untuk mencari ilmu dan pengalaman yang mumpuni agar bisa mengikuti kompetisi dikancah kehidupan. Memaksakan kekurangan dan mencari pembenaran adalah awal dari diskriminasi.

Dalam konteks agama, seharusnya HAM merupakan isu penting dalam ajaran sebuah agama. Agama yang benar justru mengatur pedoman hidup manusia dalam kehidupan termasuk hak asasinya. Akan terasa berat jika diskriminasi yang terjadi tidak dikaitkan dengan  ajaran agama bagi pemilik hak asasi. Manusia tanpa aturan yang jelas dari Sang Pencipta akan dengan seenaknya membuat aturan sendiri inilah yang menjadi akar masalah dalam diskriminasi. Berbeda jika diskriminasi dalam hal mencari agama yang paling benar atau memaksakan agama dengan cara apapun ini tidak bisa dibenarkan apalagi mengedit salah satu agama dan mencari pembenaran ujntuk diakui keberadaannya karena jelas merupakan pengkhiatan dari hak asasi umat beragama tersebut.

Melindungi dan menghormati hak asasi yang lain merupakan sesuatu keharusan bagi yang menggunakan akal fikiran dan hati nuraninya dengan baik. selama kedua hal ini tidak dilakukan maka diskriminasi tak akan pernah mati apalagi tidak berdasarkan aturan yang ditetapkan oleh Sang Pengatur Kehidupan. Selama aturan kehidupan yang dibuat oleh Sang Pencipta diabaikan dalam menyelesaikan masalah kehidupan maka tidak akan pernah terselesaikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar