Pada dasarnya setiap sebuah
kelompok, apakah dia hewan ataupun
tumbuhan sejatinya membutuhkan tongkat estafet untuk mempertahankan
generasinya. Apalagi kelompok manusia, bahkan Rasulullah SAW sangat
membanggakan umatnya yang memliki banyak
generasi. Adapun tujuan dari setiap kelompok memerlukan hal itu tidak lain
untuk bisa membuatnya menjadi besar dan berpengaruh dalam sebuah kelompok yang
lebih besar dan terdapat berbagai macam kelompok lain. Disanalah setiap
kelompok saling berkompetisi dalam berebut pengaruh agar kelompok nya merasa
aman dan terhindar dari setiap makar yang ingin melenyapkan keberadaannya atau
dengan kata lain untuk mempertahankan eksistensi dan hidupnya.
Untuk mendukung tujuan pentingnya
eksistensi sebuah kelompok diperlukan bukan hanya mengandalkan berapa banyaknya
generasi namun sebuah terobosan dan strategi yang efektif dan efesien dengan
mengandalkan segala fasilitas yang sudah Allah SWT anugerahkan kepada setiap
kelompok. Allah SWT Maha Mengetahui akan segala sesuatu yang Dia Ciptakan,
begitu juga tentang kelemahannya, karena semua yang Allah SWT ciptakan memiliki
kelemahan namun, Dia selalu memberikan Rahmat agar setiap yang Dia ciptakan
bisa bertahan dan berkompetisi tanpa harus berpangku tangan, berputus asa
bahkan menyalahkan Penciptanya dikarenakan kelemahan yang dimiliki. Itulah
kenapa setiap individu seharusnya bisa menjalani kehidupannya tanpa beban
karena semua sudah diberikan. Bagaimana cicak bisa makan tanpa harus ikutan
terbang bersama mangsanya, begitupula manusia bisa terbang tanpa harus memiliki
sayap.
Berbicara tentang generasi itu
penting karena setiap individu memiliki masanya, dan setiap masa cepat atau
lambat akan berakhir sebagaimana sudah menjadi kebiasaan setiap kelompok pasti
akan melakukan regenerasi, hanya saja cara nya yang berbeda-beda. Hanya sebuah
kelompok yang tidak mau berpikir yang enggan memikirkan generasinya dan pada
akhirnya kelompoknya menjadi minoritas, dan sudah menjadi kebiasaan bahwa
minoritas itu selalu dirugikan dan jika tidak mampu bertahan maka eksistensinya
terancam punah.
Ketika sebuah kelompok itu
memiliki kebaikan dan mempu mempengaruhi kelompok yang lain maka begitu indah
sebuah populasi yang ada. Namun untuk bisa mempengaruhi kelompok lain diperlukan
eksistensi dan kekuatan agar bisa mempengaruhi. Jika generasi tak ada lagi maka
bisa dipastikan pengaruh kebaikan oleh suatu kelompok yang sudah eksis akan
terancam punah seiring berjalannya waktu. Dan hasilnya tidak ada lagi kelompok
yang mempengaruhi kelompok lain dalam hal kebaikan jika kelompok tersebut tidak
memikirkan regenerasi.
Lalu bagaimana dengan dakwah
ini….???
Sayang sekali individu-individu
yang besar dalam Rahim dakwah, dibesarkan dalam lingkaran dakwah sebagian besar
hanya memikirkan bagaimana mereka bisa besar dan mampu berdiri sendiri. Mereka
hanya menjadi pengguna fasilitas dakwah tanpa mau berpikir bahwa individu yang
menggerakan roda dakwah pada masanya akan berakhir, lalu siapa lagi yang akan
menggerakkannya….? Banyak dikalangan penumpang kereta dakwah hanya sibuk
memandangi pemandangan perjalanan dakwah dan bercerita tentang indahnya
perjalanannya ini.
Jika terjadi kendala dalam kereta
dakwah mereka sibuk mencari apa yang sudah dilakukan oleh penggerak dakwah
sehingga mereka menyimpang dari jalur yang sebenarnya atau berjalan melambat apalagi berhenti. Padahal
bisa saja sudah masanya mereka yang menggerakkan harus digantikan dengan yang
memiliki energi lebih banyak. Kebanyakan dari mereka tiarap disaat regenerasi
walaupun mereka tahu kereta yang mereka tumpangi melambat.
Berbicara sebuah generasi dakwah,
tidak lah mudah karena pada dasarnya mereka paham akan tanggung jawab yang
dibebankan. Tidak semudah regenerasi pada kelompok lain yang begitu mudah,
kenapa kelompok ini begitu sulit, padahal semua tahu jika tak ada lagi generasi,
kelompok ini menjadi minoritas dan jika tak mampu bertahan akan musnah
eksistensinya. Lalu bagaimana dengan generasi muda atau anak cucu kita
nantinya, tidak ada lagi kelompok yang dengan suka rela meluangkan waktunya,
mengorbankan tenaganya, membagi jatah pengeluaran dananya, bahkan menduakan
perhatian keluarganya hanya sekedar untuk berbagi pengalaman dengan yang lain,
menjaga dan mengingatkan dari sebuah keburukan, serta bersama menapaki jalan
yang sebenarnya.
Banyak yang merasakan menjadi
bagian tongkat estafet dakwah ini sangat sulit, beban yang dipikulnya begitu besar, pengorbanan
yang diperlukan sangat banyak, serta kesabaran yang hampir membuat putus asa.
Hanya berbekal sebuah keyakinan yang kuat akan janji Allah SWT rasanya sangat
sulit, untuk menjadi salah satu generasi dakwah ini, mungkin semuanya bersifat
Ghaib, tidak nyata, tak bisa dilihat, bahkan tak bisa secara langsung
dinikmati, mungkin itu yang membuat regenerasi dakwah ini menjadi lambat. Kurangnya
keyakinan akan datangnya pertolongan dan keberkahan yang melimpah. Ibarat
sebuah permainan habiskan semua modal demi satu peluang. Dan hasilnya tak ada
yang mau mengambil resiko yang akan didapatkan jika peluang itu tidak berpihak
kepadanya.
Para generasi dakwah adalah
kelompok individu yang spesial yang dengannya masa depan bahkan peradaban
budaya menjadi sebuah harapan pasti, dengannya perubahan menjadi semakin nyata,
tak perlu diperdebatkan karena jika hanya sekedar menyuruh dan berkata adalah
perkara mudah, berkecimpung didalamnyalah suatu perkara yang dihormati dan
dihargai. Dengannya sebuah secercah sinar menyinari cuaca yang mendung dan
gelap. Tanpa regenerasi dakwah akan hambar tak ada yang spesial, monoton,
bahkan cendrung tak berkembang dan akhirnya dakwah itu menjadi kecil dan
semakin kecil lalu menjadi redup dan musnah eksistensinya. SELAMA REGENERASI
DAKWAH BERJALAN HARAPAN ITU AKAN SELALU ADA…