"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar
dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan
nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat–menasehati supaya
menetapi kesabaran." (Al-Isra’ : 1-3)
Tidak
sedikit orang hidup di dunia ini dalam kerugian karena menyia-nyiakan waktu
sebagai mencapai peluang dalam mencapai kebahagiaan, keselamatan dan
kesejahteraan bagi dirinya dalam kehidupan bersama orang lain. Mereka lupa
bahwa keberhasilan di dunia adalah ujian Allah SWT, keberhasilan itu sifatnya
tidak abadi. Karena mereka lupa akan hal itu, maka mereka berlomba-lomba untuk
mencapainya dengan jalan yang tidak diridhoi Allah SWT.
"Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah
cobaan (bagimu): dan di sisi Allah-lah pahala yang besar." (At-Taghaabun :
15)
Sedangkan
Allah SWT telah menegaskan dalam firmannya:
"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka menyembah kepadaku." (Adz-Dzariyat : 56)
Hidup adalah ibadah, setiap detik kita adalah untuk ibadah, untuk mencapai ridha Allah SWT. Apa yang kita perbuat dengan diniatkan karena Allah SWT, maka perbuatan kita itu sudah dinilai ibadah. Contoh, waktu kita jalan dan menjumpai duri di jalan, kalau kita singkirkan duri itu dengan mencari ridha Allah SWT, maka sudah bernilai ibadah.
Dari
uraian di atas berarti orang akan merugi kalau waktu yang disediakan Allah SWT
tidak digunakan sebagaimana mestinya sesuai yang diperintahkan Allah karena
waktu tidak akan pernah berulang. Banyak orang terkejut karena menyadari
usianya sudah tidak muda lagi. Mereka melihat teman-temannya yang semula
bersama-sama sekolah di SMP atau SMA ternyata telah berhasil karena dapat
memanfaatkan waktu dengan baik. Timbullah penyesalan yang selalu datang
terlambat, mengapa waktu yang telah disediakan Allah selama ini tidak
dipergunakan semaksimal mungkin untuk bekerja keras dan beramal / ibadah. Akan
tetapi lebih buruk lagi jika orang yang sudah penuh penyesalan tadi tidak
segera memperbaiki diri, malah karena sudah merasa terlanjur sehingga waktu
yang tersisa justru semakin disia-siakan.
Dari
segi memanfaatkan waktu dan didasarkan pada kondisi seseorang itulah, dari
riwayat Al-Baihaqi dari Ibnu Abbas r.a., Rasulullah bersabda:
"Pergunakanlah lima perkara sebelum lima perkara :
hidup sebelum matimu, kesehatanmu sebelum sakitmu, waktu luangmu sebelum
kesibukanmu, umur mudamu sebelum tuamu dan kekayaanmu sebelum
kemiskinanmu." (HR. Al Baihaqi).
Usia
bagi kita adalah suatu kenikmatan dan nanti akan diminta pertanggungjawabannya
dihadapan Allah SWT pada hari Yaumuddin. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam
hadits Rasulullah SAW: Tidak bergeser telapak kaki seorang manusia pada hari
kiamat nanti, sehingga ditanya (diminta pertanggungjawaban) dari empat masalah
nikmat; dari perihal umurnya, untuk apa dihabiskannya, dari hal ilmunya, untuk
apa diamalkannya, dari hal kekayaannya, dari mana mengusahakannya kepada apa
digunakannya, dan dari hal kekuatan fisiknya untuk apa digunakannya.
Kehidupan
selalu mendatangkan pilihan begitupun cara memanfaatkan waktu yang Allah SWT
berikan. namun sebelum menentukan untuk apa digunakan pahamilah, pahamilah dan
pahamilah. Wallahu'alam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar